Monday 30 October 2017

Menentukan Pharutan Menggunakan Indikator Forex


Mengidentifikasi Asam, Basa, DAN Garam Dengan Kennzeichen Alami Untuk mengidentifikasi sifat Larutan asam, basa, Dan Garam kamu dapat menggunakan Indikator. Indikator in der dapat berubah warna ketika ditetesi zat yang bersifat asam atau basa. Indikator asam dan basa dapat berupa indikator buatan, seperater kertas lakmus, indikator universal, dan pH-meter atau indikator alami, seperator bunga kembang sepatu, kubis ungu, dan kulit manggis. Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basar, dan garam suatu zat antara linieren kulit manggis, bunga sepatu, dan kubis ungu. Untuk menjadikan indikator alami, maka kulit manggis, bunga sepatu, dan kubis ungu terlebih dahulu dibuat ekstrak dengan cara menghaluskannya dan menambahkan Luft. Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit Manggis, ditetesi larutan asam, maka warna ungu Akan berubah Menjadi Cokelat kemerahan dan jika ditetesi larutan basa Akan berubah Menjadi biru kehitaman. Indikator Asam-basa Alami Laporan Praktikum ASAM-basa alami Indikator Asam-Basa Alami Laporan Praktikum Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Kimia Semester Genap Um die Form des Seins Religious, Excellence und Wettbewerbsfähigkeit Indonesier auf der Internationalen Ebene Disusun oleh. Dyna Purnama Alam Intania Nurul Huda Pilar Patrina Wina Asterina XI IPA 1 SMA NEGERI 1 CIBADAK Jalan Perintis Kemerdekaan Nr. 72 Telepon (0266) 531001 Webseite: sman1cibadak. sch. id sman1cibadakyahoo. co. id CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI A. Judul Praktikum. IndikatorAsam-Basa Alami B. Tujuan. Unentschieden menentukan asam-basa suatu senyawa atau zat dengan menggunakan Indikator dari alam C. Alat dan Bahan Alat. 1. Lumpang-Alu 2. Plat tetes 3. Pipet tetes 4. Gelas Kimia atau gelas plastik Bahan. 1. Bunga sepatu 2. Kol ungu 3. Kunyit 4. Alkohol 30 ml 5. HCl 0,1 M 0,01 M 0,001 M 0,0001 M (Asam) 6. NaOH 0,1 M 0,01 M 0,001 M 0 , 0001 M (basa) 7. Aquades (netzförmig) D. Langkah Kerja. 1. Siapkan alat dan bahan 2. Teteskan larutan HCl dengan empat konsentrasi berbeda Pada baris pertama plat tetes, lalu teteskan juga larutan NaOH dengan empat konsentrasi berbeda Pada baris Kedua, dan teteskan AQUADES Pada baris ketiga. 3. Gerus bunga sepatu (bagian mahkota bunganya saja yang digunakan) dengan menggunakan lumpang-alu. 4. Setelah bunga sepatu cukup halus, tambahkan alkohol sebanyak 10 ml kemudian gerus kembali sampai cairan dari gerusan bunga sepatu tersebut keluar. 5. Ambil ekstrak cairan dari bunga sepatu tersebut pada gelas kimia atau gelas plastik. 6. Teteskan Masing-Masing 2-3 tetes ekstrak bunga sepatu Pada Masing-Masing larutan HCl dan NaOH dengan Masing-Masing konsentrasi berbeda, serta teteskan Pada AQUADES 7. Lihat dan catat perubahan warna Zat setelah ditetesi dengan ekstrak Dari kembang sepatu. 8. Ulangi langkah no.2 9. Ulangi langkah no.3 7 dengan menggunakan kol ungu dan kunyit secara bergantian. E. Landasan Teori Mehr ansehen »Weitere Details Genres: Drama | Kita dapat menentukan apakah zat ata senyawa itu asam, basa atau netral dengan menggunakan Indikator. Indikator in an dapat berupa indikator universal atau lakmus biru - lakmus merah yang dibuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan dari alam. Indikator asam-basa alami menggunakan bahan-bahan dari alam seperti bunga sepatu, bunga hidrangea, kol ungu, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asambasa yang baik adalah zat warna yang Mitgliedschaft warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. F. Hasil Pengamatan Berikut adalah tabel hatil pengamatan perubahan dari warna dari larutan yang ditetesi oleh indikator alam. Larutan-HCl 0,1 M HCl 0,01 M HCl 0,001 M HCl 0,0001 M NaOH 0,1 M NaOH 0,01 M NaOH 0,001 M NaOH 0,0001 M Aquades Warmblutkäfer Bunga sepatu Pink pekat Pink pudar Rosa Bart Putih Hijau Lumut Hijau muda Hijau bening Keruh Keruh Warna larutan oleh indikator kol ungu Rosa tua Rosa ungu ungu Pudar Hijau daun Hijau tosca ungu ungu ungu Warna larutan oleh kunyit Kuning Kuning Kuning Kuning Merah Darah Merah Darah Kuning Kuning Kuning G. Kesimpulan Dari hasil pengamatan dapat Disimpulkan bahwa bahan alami berupa bunga sepatu, kol ungu dan kunyit dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan asam-basa dari suatu larutan. Hal ini Dapat Dilihat Dari Perbedaan Perubahan Warna Dari Larutan Asam Dan Basar Yang Ditetesi Oleh Indikator Alam. Seperti contoh dengan menggunakan Anzeiger bunga sepatu antara larutan asam dan Larutan basa menghasilkan perubahan warna yang berbeda pada saat ditetesi oleh indikator alam. Larutan HCl Yang Bersifat Asam Berubah Warna Menjadi Merah, NaOH Yang Bersifat Basar Menjadi Hijau dan aquades Yang Berserker netral berwarna bening keruh. Indikator alam bunga sepatu dan kol ungu juga dapat digunakan untuk menentukan kuat atau lemah asam-basa suatu larutan. Seperti contoh Pada HCl 0,1 M memberikan perubahan warna merah Muda Yang Lebih pekat setalah ditetesi oleh indikator kembang sepatu daripada larutan HCl Yang memiliki konsentrasi 0,01 M 0.001 M 0,0001 M. Ini berarti HCl Yang memiliki konsetrasi Yang Lebih Kuat memberikan perubahan Warna yang lebih pek setelah ditetesi oleh indikator bunga sepatu. Namun Kennzeichen kunyit hanya dapat digunakan untuk menetukan asam atau basa suatu larutan. Larutan asam memberikan perubahan warna berupa kuning baik itu dengan konsentrasi larutan berapa pun, sedangkan larutan basa memberikan perubahan warna merah Pada saat ditetesi oleh indikator kunyit. H. Saran 1. Lakukan percobaan dengan benar 2. Utamakan penggunaan alkohol dibandingkan dengan aquades untuk melarutkan gerusan bahan alami. Hal ini bertujuan alkohol yang berasal dari bahan organisch lebih mudah untuk melarutkan warna dari bahan alami yang bersifat organik. Perchatikan dan bandingkan perubahan warna yang berubah dari setiap Larutan dengan konsentrasi berbeda dengan cermat. I. Lampiran Gambar (sebelah kiri) perubahan warna oleh indikator bunga sepatu Ket. Baris pertama HCl, Baris kedua NaOH (Dari kiri ke kanan konsentrasi 0,1 M 0,01 M 0,001 M 0,0001 M) dan baris ketiga aquades. Gambar (sebelah kiri) perubahan warna oleh indikator kol ungu Ket. Baris pertama HCl, baris kedua NaOH (Dari kiri ke kanan konsentrasi 0,1 M 0,01 M, 0,001 M 0,0001 M) dan baris ketiga aquades. Gambar (sebelah kiri) perubahan warna oleh indikator kunyit Ket. Baris pertama HCl, baris kedua NaOH (Dari kiri ke kanan konsentrasi 0,1 M 0,01 M, 0,001 M 0,0001 M) dan baris ketiga aquades. J. Daftar Pustaka Sumber Webseite. kimia. upi. eduPEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah diharapkan praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan Yang Telah dibuat. II. TINJAUAN PUSTAKA Larutan didefinisikan sebagai campanisch homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposinja dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah Larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, verwandter terhadap jumlah pelarut. Sedangkan Larutan pekat adalah Larutan Yang mengandung sebagian besar gelöste. Solute adalah zat terlarut, sedangkan lösungsmittel (pelarut) adalah mittel dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004). Pada umumnya Zat Yang digunakan sebagai pelarut adalah Luft, selain Luft Yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, Benzena, Minyak, asam asetat, Akan tetapi kalau menggunakan Luft biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004). Faktor-faktor Yang mempengaruhi kelarutan yaitu Temperatur, sifat pelarut, efek Ion sejenis, efek Ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan gelegen-gelegen (Khopkar, 2003). II.2. Konsentrasi Larutan Untuk menyatakan komposisi Larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsumenten, die sich mit dem Jumlah-Pelarut, dem Dinyatakan-Dalam-Satuan-Volumen (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volumen tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen Volumen (Baroroh, 2004). Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan: 1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau Massa Larutan Yang Akan Dibuat. Apabila larutan yang lebih pekat, satanische konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum als Sesudah pengenceran Adalah Sama, dan memenuhi persamaan: M1. Konsentrasi larutan sebelum diencerkan V1. Volumen larutan atau massa sebelum diencerkan M2. Konsentrasi larutan setelah diencerkan V2. Volumen larutan atau massa setelah diencerkan II.3. Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut Agar diperoleh Volumen akhir Yang Lebih besar. Jika Suatu Larutan Senyawa Kimia Yang Pek Diencerkan, Kadang-Kadang Sejumlah Panas Dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam Sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam Sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam Luft, tidak boleh sebaliknya. Jika Luft ditambahkan ke dalam asam Sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan Luft mendadak mendidih dan menyebabkan asam Sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, Percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999). Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang Harus diperhatikan adalah: 1. Interaksi antara pentiter dan Zat Yang ditentukan Harus berlangsung Secara stoikiometri, artinya sesuai dengan ketetapan Yang dicapai dengan peralatan Yang lazim digunakan dalam titrimetri. Reaksi härus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 pada titik kesetaraan. 2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat. Titrasi dapat diklasifikasikan Menjadi: 1. Berdasarkan reaksi - Titrasi asam basa - Titrasi oksidasi reduksi - Titrasi pengendapan - Titrasi kompleksometri 2. Berdasarkan Titran (larutan standar) Yang dipakai - Titrasi asidimetri 3. campuran penetapan akhir - Cara visuelle dengan indikator - Cara elektromagnetik 4 Berdasarkan kosentrasi - Makro - Semimikro - Mikro 5. Berdasarkan teknik pelaksaan - Tidak Sprache - Titrasi Plank - Titrasi tidak langsung (Keenan, 1999). III. ALAT DAN BAHAN Alat-Alat Yang Digunakan Pada Percobaan Ini Adalah Gelas Piala, Gelas Ukur, Pipette Tetes, Pipette ukur, Pipette Gondok, Labu Takar Dan Buret. Bahan-bahan Yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl pekat, larutan NaOH 0,1 M, Pellet NaOH, larutan HCl 0,1 M, indikator metil merah, indikator fenoftalein, indikator metil Orange dan akuades. IV. PROSEDUR KERJA A. Pembuatan als Pengenceran Larutan HCl Gelas ukur kosong ditimbang dan kemudian dicatat beratnya. Larutan HCl pekat diambil 4,15 mL dengan pipet tetes, dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah ditimbang. Dilakukan dalam lemari asam. Labu takar 100 mL Yang kosong ditimbang, dicatat Beratnya. Diisi labu takar tersebut 177 20-25 mL akuades. Perlahan-lahan, dimasukkan HCl pekat yang telah diambil ke dalam labu takar. Ke dalam labu takar ditambahkan akuades hingga tanda batas. Ditutup labu takar dan dilakukan pengocokan hingga larutan homogen. Ditimbang Berat Labu Takar Yang telah berisi Larutan. Larutan yang telah dibuat dalam tahap ini Seufzer sebagai Larutan A. Dengan menggunakan Pipette gondok atau Pipette ukur. Dipindahkan 20 ml larutan HCl Yang Telah dibuat (Larutan A) ke dalam labu Takar 100 ml Yang Baru Ditambahkan akuades ke dalam labu Takar tersebut hingga tanda batas. Larutan HCl Yang telah diencerkan ini Krankheit Sebagai Larutan B. B. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl melalui Titrasi a. Titrasi dengan Indikator Metil Merah Sebelum digunakan, dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan NaOH yang akan digunakan. Buret diisi dengan larutan NaOH. Dicatatvolumen awal larutan NaOH dalam buret dengan membaca skala pada meniskus bawah larutan. Dipindahkan 10 mL Larutan HCl Encier (Larutan B) ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipette gondok atau pipet ukur. Ditambahkan Indikator metil merah ke dalam Larutan tersebut. Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan NaOH di dalam Büste hingga terjadi perubahan warna. Dihentikanische titrasi, begitu terjadi perubahan warna konstan. Dibaca-Volumen von NaOH yang tersisa di dalam buret. Dihitung Volumen NaOH yang diperlukan untuk titrasi dari selisih Volumen awal dan Volumen akhir NaOH dalam buret. Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali. B. Titrasi dengan Indikator Fenoftalein Dilakukan Kembali prosedür titrasi terhadap 10 ml larutan HCl encer (Larutan B) dengan larutan NaOH 0,1 M, namun dengan menggunakan indikator fenoftalein. Dibandingkan hasil yang diperoleh antara perlakuan dengan menggunakan Indikator metil merah dan dengan menggunakan fenoftalein sebagai Indikator. C. Pembuatan Larutan NaOHDitimbang secara teliti 0,4 Gramm Butiran NaOH menggunakan kaca arloji dan neraca analitik. Begitu penimbangan selesai dilakukan, dipindahkan NaOH dari gelas arloji ke dalam Gelas beker Yang telah berisi 20-25 ml akuades hangat. Diaduk Dengan Pengaduk Kaca Hingga Seluruh NaOH Larut Sempurna Dipindahkan Larutan Dari Gelas beker Ke Dalam Labu Takar 50 mL. Ditambahkan akuades hat eine neue Auszeichnung erhalten: hingga tanda batas pada labu takar. Ditutup labu takar, kemudian dikocok hingga homogen. Larutan Yang diperoleh Pada tahap ini disebut sebagai Larutan C. Dengan menggunakan pipettieren gondok Yang sesuai, dipindahkan 25 ml larutan C ke dalam labu Takar 100 ml Yang Baru. Ditambahkan akuades hingga tanda batas. Dikocok hingga homogen. Larutan yang diperoleh Krankheit Larutan D. D. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH melalui Titrasia. Titrasi NaOH dengan Larutan HCl sebagai Titran Sebelum digunakan, Dibilas Buret Dengan Akuades, Kemudian Dibilas Kembali Dengan Larutan HCl 0,1 M Yang Akan Digunakan. Diisi buret dengan larutan HCl 0,1 M. Dicatatvolumen awal larutan HCl 0,1 M dalam buret dengan membaca skala meniskus bawah larutan. Dipindahkan 10 mL Larutan NaOH encer (Larutan D) ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipette gondok atau pipet ukur. Ditambahkan 2-3 tetes Kennzeichen metil merah ke dalam larutan tersebut. Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan HCl 0,1 M dalam buret hingga terjadi perubahan warna. Dihentikanische titrasi begut terjadi perubahan warna konstan. Dibaca Volumen Akhir HCl Yang Tersisa Dalam Bürette. Dihitungsvolumen HCl yang diperlukan untuk titrasi dari selisih Volumen awal dan Volumen akhir HCl dalam buret. Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali. B. Titrasi Larutan HCl 0,1 M dengan Larutan NaOH sebagai TitranDiberas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan NaOH yang telah dibuat (Larutan D). Diisi buret dengan larutan NaOH encer (Larutan D). Dipindahkan 10 ml Larutan HCL 0,1 M ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipette gondok atau pipet ukur. Ditambahkan 2-3 tetes Kennzeichen metil merah ke dalam larutan tersebut. Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan NaOH encer di dalam Büste hingga terjadi perubahan warna. Dihentikanische titrasi begut terjadi perubahan warna konstan. Dihitung Volumen NaOH Yang Diperlukan untuk menitrasi larutan HCl tersebut. Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali. Dibandingkan hasil yang diperoleh antara perlakuan dengan larutan HCl 0,1 M sebagai titran, dan larutan NaOH encer sebagai titran.

No comments:

Post a Comment